Perdagangan Dan Investasi Dalam Bisnis Internasional
Perdagangan
Dan Investasi Dalam Bisnis Internasional
Setelah membaca bab ini,kita diharapkan mampu :
1. Memahami daya tarik perdagangan
internasional dan bagaimana pertumbuhannya.
2. Mengidentifikasi arah
perdagangan, atau siapa berdagang dengan siapa.
3. Menjelaskan ukuran, pertumbuhan
dan arah investasi langsung luar negeri Amerika Serikat.
4. Mengidentifikasi siapa yang
melakukan investasi dan berapa yang diinvestasikan di Amerika Serikat.
5. Memahami alasan-alasan untuk
memasuki pasar di luar negeri.
6. Mengetahui cara-cara memasuki
pasar internasional.
7. Mengerti bahwa globalisasi
perusahaan internasional terjadi atas sekurang-kurangnya tujuh dimensi dan
suatu perusahaan dapay bersifat setengah global dalam beberapa dimensi dan
sepenuhnya global dalam dimensi-dimensi lainnya.
8. Mendiskusikan macam-macam
saluran yang tersedia bagi perusahaan-perusahaan yang mengekspor secara tidak
langsung maupun langsung yang melakukan manufaktur di luar negeri.
9. Menjelaskan arah kecenderungan
structural dalam perdagangan besar dan eceran.
A. PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
1.
Arah Perdagangan
Meskipun lebih separuh ekspor
negara-negara berkembang sebenarnya menuju ke negara-negara maju, proporsi
ini telah merosot selama 30 tahun terakhir, dari 72% pada tahun 1970 menjadi 57% tahun 2000. Juga, hamper tiga
perempat ekspor dari perekonomian maju mengarah ke negara-negara industri,
bukan ke negara-negara berkembang. Seperti diperlihatkan dalam table, Jepang,
Amerika Serikat, serta Australia dan Selandia Baru merupakan pengecualian,
dimana masing-masing mengirim sebagian besar ekspornya ke negara-negara
berkembang daripada ke perekonomian negara maju secara keseluruhan.
2.
Tiga Pengecualian, Jepang, Amerika Serikat dan Australia /
Selandia Baru
Alasan Jepang menjual lebih
banyak ke negara-negara berkembang daripada negara-negara maju adalah karena
telah memiliki sistim distribusi ekstensif pasar-pasar ini sejak awal 1900-an.
Karena tidak memiliki sumber-sumber lokal bahan mentah, negara itu telah
menggunakan perusahaan-perusahaan perdagangan umum (Sogososha di Jepang) untuk
mengimpor banyak bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk perindustrian
Jepang.
Kantor-kantor perusahaan dagang
di negara-negara berkembang di mana bahan-bahan itu diperoleh juga memasarkan
produk-produk buatan Jepang ke negara-negara itu (termasuk komponen-komponen
untuk pasar-pasar industri darn konsumen, seperti peralatan dan suku cadang
elektronik, dan juga barang-barang modal seperti peralatan mesin).
Banyak perusahaan-perusahaan
Jepang dibidang-bidang elektronik konsumen, komputer dan sebagainya yang telah
memindahkan operasi manufaktur ke negara-negara biaya rendah seperti Cina dan
berbagai negara di Asia Tenggara, sehingga menghasilkan “impor balik” ke Jepang
karena barang-barang ini menggantikan produk-produk yang biasanya dibuat di
Jepang.
3.
Arah Perdagangan yang Berubah
Tampaknya eksportir Amerika
telah melakukan penetrasi besar di pasar-pasar negara berkembang yang
sebaliknya menjual lebih banyak ke Amerika Serikat.Hal ini sebagian disebabkan
oleh peningkatan kemampuan mengekspor barang-barang manufaktur dan pertumbuhan
perdagangan antarperusahaan antarafiliasi perusahaan internasional. Kenyataan
bahwa para anggota kelompok-kelompok perdagangan semakin lebih banyak menjual
kepada satu sama lain adalah perkembangan yang akan mempengaruhi
pilihan-pilihan lokasi perusahaan internasional untuk pabrik-pabrik mereka dan
operasi-operasi lainnya.
Perhatikan pula bahwa Amerika
Serikat dan Jepang, tetapi bukan Eropa, sedang mendekati dengan cepat pembagian
50 : 50 untuk ekspor mereka ke negara-negara berkembang dan maju, sementara
Australia dan Selandia Baru sudah mencapai sebagian besar ekspornya ke
negara-negara berkembang.
4.
Memusatkan Perhatian Pada Mitra-Mitra Dagang Utama
Ada sejumlah keuntungan dengan
memusatkan perhatian pada negara yang telah menjadi pembeli utama barang-barang
yang berasal dari calon negara eksportir :
1.
Iklim bisnis di negara pengimpor relatif menguntungkan.
2.
Peraturan-peraturan ekspor dan impor bukanlah sesuatu yang sukar
diatasi.
3.
Tidak akan ada penolakan budaya yang kuat untuk membeli
barang-barang dari negara itu.
4.
Fasilitas transportasi yang memuaskan telah ada.
5.
Pihak-pihak saluran impor (pedagang, bank, pialang pabean) telah
berpengalaman dalam menangani pengiriman impor dari kawasan eksportir.
6.
Devisa untuk membayar ekspor tersedia.
7.
Pemerintah dari sebuah mitra dagang mungkin menekan importir untuk
membeli dari negara-negara yang merupakan pelanggan utama atas ekspor
negara itu.
Contohnya usaha-usaha
pemerintah Jepang, Korea dan Taiwan untuk membujuk warga negara mereka membeli
lebih banyak barang Amerika.Mereka juga telah mengirim misi-misi pembelian ke
Amerika Serikat.
B. INVESTASI LUAR NEGERI
1.
Investasi Portofolio
Pembelian saham dan obligasi
untuk memperoleh laba atas dana yang diinvestasikan. Pembelian saham-saham ini
biasanya dilakukan di bursa-bursa saham dunia.DImana setiap individu atau
perusahaan dapat langsung membeli saham-saham perusahaan internasional, atau
perusahaan yang sudah menjual sahamnya di pasar saham.
Pembelian saham yang cukup
dalam sebuah perusahaan untuk memperoleh kontrol manajemen yang signifikan.
2.
Investasi Langsung
a.
Perdagangan Membawa kepada Investasi Langsung di Luar Negeri
Secara historis, investasi
langsung di luar negeri (foreign direct investment – FDI) mengikuti
perdagangan luar negeri.Salah satu alasannya, perdagangan luar negeri lebih
sedikit biaya dan risikonya. Juga, manajemen dapat memperluas bisnisnya sedikit
demi sedikit daripada melalui investasi dan ukuran pasar yang jauh lebih
besar dari yang diperlukan oleh suatu fasilitas produksi luar negeri.
Pada umumnya perusahaan akan
menggunakan agen-agen domestik atau luar negeri untuk mengekspor. Dengan
meningkatnya ekspor, perusahaan kemudian membentuk departemen ekspor dan
kemungkinan menggaji wakil-wakil penjualan untuk tinggal di pasar-pasar luar
negeri.Perusahaan bahkan mungkin mendirikan perusahaan penjualannya sendiri
untuk mengimpor atas namanya sendiri.
b.
Mengambil Alih Perusahaan yang Sudah Jalan atau Membangun yang
Baru
Dari catatan pembiayaan
investasi di Amerika Serikat oleh perusahaan-perusahaan asing, jauh lebih
banyak yang telah dikeluarkan untuk mengambil alih perusahaan yang telah
berjalan daripada membangun yang baru. Sejumlah alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan adalah :
1)
Restrukturisasi perusahaan di AS menyebabkan manajemen menempatkan
di pasar bisnis atau asset lain baik yang tidak memenuhi standar keuntungan
manajemen maupun yang dianggap tidak berhubungan dengan bisnis utama
perusahaan.
2)
Perusahaan-perusahaan luar negeri ingin memperoleh akses yang
cepat di negara ini untuk teknologi maju, terutama dalam bidang komputer dan
komunikasi.
3)
Manajemen perusahaan asing merasa bahwa memasuki pasar Amerika
yang besar dan makmur akan lebih berhasil apabila mereka mencari nama-nama
mereka yang terkenal daripada menghabiskan waktu dan uang untuk mempromosikan
sesuatu yang baru dan belum dikenal.
4)
Tekanan persaingan internasional yang meningkat, termasuk
pencapaianeconomies of scale yang lebih baik, telah
membawa restrukturisasi dan konsolidasi di banyak industri, dan akuisisi
berbagai perusahaan di pasar-pasar besar seperti Amerika Serikat merupakan
produk sampingan dari tren industri ini.
C. MEMASUKI
PASAR-PASAR LUAR NEGERI
1.
Meningkatkan Laba Dan Penjualan
a. Memasuki Pasar-pasar Baru
Para manajer senantias aberada
di bawah tekanan untuk meningkatkan penjualan dan laba perusahaan, dan ketika
mereka menghadapi pasar yang matang dan jenuh di negaranya sendiri, mereka
mulai mencari pasar-pasar baru di luar negara mereka. Mereka menemukan bahwa:
1)
Pasar dengan PDB per kapita dan pertumbuhan penduduk yang
meningkat tampaknya merupakan kandidat potensial untuk operasi mereka.
2)
Perekonomian beberapa negara di mana mereka tidak melakukan bisnis
sedang tumbuh dengan tingkat yang relatif lebih cepat daripada
perekonomian pasar mereka sendiri.
b.
Pengaturan Perdagangan Preferensial
Persetujuan oleh sekelompok
kecil negara-negara untuk membentuk perdagangan bebas diantara mereka sendiri
sementara mempertahankan restriksi perdagangan dengan sejumlah negara lainnya.
c.
Pasar-pasar yang Tumbuh Lebih Cepat
Tidak hanya pasar luar negeri
yang baru sedang muncul, tetapi banyak diantaranya yang tumbuh dengan tingkat yang
lebih cepat daripada pasar dalam negeri AS. Contoh yang istimewa adalah
pertumbuhan Singapura, yang memiliki 4,5 kali rata-rata pertumbuhan tahunan
Jepang, dengan PDB/kapita yang sama. Meskipun demikian, karena Singapura merupakan pasar yang kecil, negara
itu tidak akan menjadi calon agi setiap perusahaan yang sedang mencari peluang
pertumbuhan di luar negeri. Singapura menarik bagi para eksportir produk-produk
mewah dan jaringan restoran seperti McDonalds yang kebetulan telah memiliki
lebih dari 50 restoran di sana.
d.
Komunikasi yang Lebih Baik
Faktor ini dapat dianggap suatu
alasan pendukung bagi pembukaan pasar-pasar baru di luar negeri, karena jelas
kemampuan berkomunikasi secara cepat dan lebih murah dengan para
pelanggan dan bawahan melalui surat elektronik dan konferensi video, tentunya
memberikan kepada para manajer kepercayaan akan kemampuan mengontrol
operasi-operasi di luar negeri.
Kemajuan-kemajuan di dalam
komunikasi berbasis komputer memungkinkan integrasi secara virtual yang
memungkinkan perusahaan-perusahaan menjadi lebih terpisah-pisah secara fisik
begitu manajemen menjelajahi dunia untuk mencari bahan mentah yang berbiaya
rendah. Sebagai contoh, setiap orang di kantor pusat atau di sebuah anak
perusahaan dimanapun di dunia dapat dengan cepat mengakses basis data dan
gambar-gambar yang dibuat dengan komputer.
e.
Memperoleh Laba yang Lebih Besar
Seperti Anda ketahui, laba yang
lebih besar dapat diperoleh dengan meningkatkan penerimaan total atau
menurunkan harga pokok penjualan. Dan seringkali kondisinya adalah sedemikian
rupa sehingga perusahaan dapat melakukan keduanya.
f.
Penerimaan yang Lebih Besar
Jarang seluruh pesaing domestik
suatu perusahaan dapat berada di setiap pasar luar negeri dimana perusahaan
berada.Jika terdapat lebih sedikit persaingan, perusahaan mungkin dapat
memperoleh harga yang lebih baik untuk barang-barang atau
jasa-jasanya.Misalnya, Goodrich hanya mempunyai sebuah pesaing di pasar Meksiko
ketika mulai memproduksi V belt secara lokal, sementara di Amerika Serikat
memiliki lusinan pesaing.
g.
Harga Pokok Penjualan yang Lebih Rendah
Membuka pasar luar negeri, baik
melalui ekspor atau dengan memproduksi di luar negeri, seringkali dapat
menurunkan harga pokok penjualan. Penjualan total yang meningkat dengan
mengekspor, tidak hanya akan mengurangi biaya penelitian dan pengembangan per
unit, tetapi juga akan memungkinkan tercapatinya skala ekonomi (economies of scale).
h.
Laba di Luar Negeri yang Lebih Tinggi sebagai Motif Investasi
Tidak ada keraguan bahwa
laba yang lebih besar pada investasi di luar negeri merupakan dorongan yang
kuat untuk membuka pasar luar negeri pada awal 1870-an dan 1980-an. Business
International melaporkan bahwa 90% dari 140 perusahaan dalam Fortune 500 yang disurvei telah mencapai
keuntungan yang lebih besar atas asset luar negeri tahun 1974.
i.
Mencoba Suatu Pasar
Kadang-kadang sebuah perusahaan
internasional akan melakukan percobaan, pasar atas suatu produk di lokasi luar
negeri yang bagi perusahaan kurang penting bila dibandin gkan dengan pasar
dalam negeri dan pasar-pasar luar negeri utamanya. Hal ini memberikan peluang
untuk melakukan perubahan-perubahan, bila perlu, terhadap bagian mana saja dari
bauran pemasaran (produk, promosi, harga, saluran distribusi) atau menghentikan
seluruh usaha apabila percobaan itu menunjukkan hal itu harus dilakukan.
Menurut perkiraan manajemen,
setiap kesalahan yang dibuat dalam pasar percobaan seharusnya tidak berpengaruh
sebaliknya kepada perusahaan dalam pasar utama yang manapun. Karena perusahaan
biasanya memantau tindakan para pesaing mereka di semua pasar, maka selalu ada
bahaya percobaan pasar akan memberikan peringatan dini kepada pesaingnya.
2.
Melindungi Pasar, Keuntungan Dan Penjualan
a.
Melindungi Pasar Domestik
Seringkali sebuah perusahaan
akan membuka pasar luar negeri untuk melindungi pasar dalam negerinya.
1) Mengikuti Pelanggan ke Luar
Negeri
Perusahaan-perusahaan jasa
(akuntansi, periklanan, riset pemasaran, perbankan, hukum) akan
mendirikan operasi-operasi luar negerinya di pasar-pasar dimana
pelanggan-pelanggan utama mereka berada, untuk mencegah para pesaing memperoleh
akses kepada para pelanggan itu. Mereka mengetahui bahwa sekali
seorang pesaing mampu mempertunjukkan kepada manajemen puncak apa yang dapat
mereka lakukan dengan melayani sebuah cabang di luar negeri, ia kemungkinan
mampu mengambilk alih seluruh pelanggan. Demikian juga para pabrik pemasok
peralatan asli (misal pabrik-pabrik baterai untuk produser mobil) seringkali
mengikuti pelanggan-pelanggan besar mereka.Para pemasok tersebut memiliki
keunggulan tambahan, yaitu mereka bergeak ke dalam pasar-pasar baru dengan
basis pelanggan yang terjamin.
2) Menyerang Pasar dalam Negeri
Pesaing
Adakalanya sebuah perusahaan
akan mendirikan operasi di negara asal pesaing utamanya dengan gagasan untuk
membuat competitor sibuk untuk mempertahankan pasarnya itu, sehingga akan lebih
sedikit energi untuk bersaing di negara asal perusahaan yang pertama. Meskipun Kodak menyatakan keputusannya untuk membuka pabrik
manufaktur di Jepang tidak ada kaitannya dengan pesaing Jepangnya (Fuji),
pengumumannya datang hanya sepuluh hari setelah Fuji memulai konstruksi
fasilitas pabrik pertamanya di Amerika Serikat.
3) Menggunakan Produksi Luar
Negeri untuk Menekan Biaya
Sebuah perusahaan juga mungkin
pergi ke luar negeri untuk melindungi pasar dalam negeri ketika ia menghadapi
persaingan dari barang-barang impor luar negeri yang rendah harganya. Dengan
memindahkan sebagian atau seluruh fasilitas produksinya ke negara-negara dimana
pesaingnya berasal, ia dapat menikmati keunggulan-keunggulan seperti upah
buruh, biaya, bahan mentah dan tenaga yang lebih murah.
4) Pabrik Berikat (Maquiladora)
Fasilitas produksi di Meksiko
yang secaa temporer mengimpor bahan baku, komponen atau suku cadang bebas
bea untuk dipabrikasi, diproses atau dirakit dengan tenaga kerja lokal yang
lebih murah, produk akhir atau setengah jadi kemudian diekspor.
5) Persetujuan Perdagangan Bebas
Amerika Utara (NAFTA)
Perjanjian membentuk kawasan
perdagangan bebas yang terdiri atas Amerika Serikat, Meksiko dan Kanda, kuota
atas barang-barang satu sama lain dikurangi pada Januari 1994, dan pajak impor
akan dihapus setelah sepuluh tahun.
6) Segi Tiga Pertumbuhan
Zona ekonomi transisional yang
tersebar di kawasan-kawasan berdekatan yang secara geografis besar, meliputi
tiga atau lebih negara di mana perbedaan dalam faktor pendukung dieksploitasi
untuk meningkatkan perdagangan dan investasi eksternal (luas negeri).
7) Zona Pemrosesan Ekspor
Banyak negara berkembang yang
memiliki suatu bentuk zona pemrosesan ekspor dimana perusahaan-perusahaan,
sebagian besar pabrik-pabrik luar negeri, menikmati pembebasan atas perpajakan
dan peraturan mengenai bahan-bahan yang dibawa ke zona-zona tersebut untuk
pemrosesan dan selanjutnya diekspor kembali hampir secara penuh.
b.
Melindungi Pasar-Pasar Luar Negeri
Mengubah cara untuk keluar
negeri dari mengekspor menjadi memproduksi di luar negeri sering kali
diperlukan untuk melindungi pasar-pasar luar negeri. Manajemen perusahaan yang
memasok pasar luar negeri yang menguntungkan dengan mengekspor mungkin mulai
mencatat beberapa tanda tidak menyenangkan bahwa pasar ini sedang terancam.
1) Kekurangan Devisa
Salah satu tanda-tanda pertama
adalah penundaan pembayaran oleh para importir. Para importir itu mungkin
memiliki alat pembayaran lokal yang cukup, tetapi mungkin menghadapi kelambatan
dalam pembelian valuta asing (mata uang asing) dari bank sentral pemerintah.
Manajer kredit dalam perusahaan ekspor, dengan mengecek banknya dan eksportir.
2) Produksi Lokal oleh Para
Pesaing
Kekurangan devisa bukanlah
satu-satunya alasan kemungkinan perusahaan mengubah dari mengekspor kepada
memproduksi di sebuah pasar. Misalnya, sebuah perusahaan masih bisa menikmati
usaha ekspor yang sedang tumbuh dan pembayaran yang tepat waktu, mungkin dipaksa
untuk membangun sebuah pabrik di pasar itu.Ada kemungkinan saja para pesaingnya
juga telah memperhatikan volume ekspor mereka yang dapat mendukung produksi
lokal.
3) Pasar Hilir
Sejumlah negara OPEC telah
menanamkan modal dalam penyulingan dan outlet pemasaran, seperti pom-pom bensin
dan distributor minyak pemanas, untuk menjamin pasar bagi minyak mentah mereka
dengan harga yang lebih menguntungkan. Petroleos de Venezuela, pemilik
Citgo, adalah salah satu investor asing terbesar di Amerika Serikat.Kuwait
membeli penyulingan dan jaringan pemasaran Gulf Oil di tiga negara.Eropa dan
juga memiliki sebuah porsi yang cukup besar dari BP Amoco, yang mempunyai salah
satu di antara investasi asing terbesar di Amerika Serikat.Lukoil, perusahaan
minyak paling besar dari Russia, membeli rantai pengecer bensi Getty Oil di
timur Amerika Serikat.
4) Proteksionisme
Apabila sebuah pemerintah
melihat industri lokal terancam oleh impor, hambatan-hambatan impor dapat
diberlakukan untuk menghentikan atau menguranginya.
c.
Jaminan Pasokan Bahan Mentah
Beberapa negara maju memiliki
pasokan bahan mentah domestik yang cukup. Jepang dan Eropa hampir seluruhnya
bergantung pada sumber-sumber luar negeri, dan bahkan Amerika Serikat
bergantung pada impor untuk memenuhi lebih dari separuh kebutuhan akan
aluminium, krom, mangan, nikel, timah dan seng. Selain itu, Departemen Dalam
Negeri memperkirakan bahwa pada akhir abad ini, besi, timah, tungsten, tem
baga, potassium dan sulfur akan ditambahkan ke dalam daftar kritis.
d.
Mengambil Alih Teknologi Dan Pengetahuan Manajemen
Sebuah alasan yang sering kali
dikatakan oleh perusahaan asing untuk menginvestasikan modal di Amerika
Seringkat adalah akuisisi teknologi dan pengetahuan manajemen. Nippon Mining,
misalnya, perusahaan pertambangan tembaga Jepang, datang ke Illinois dan
membayar $1 miliar untuk Gould Inc. guna mengambil alih kepemimpinan teknologi
dan bagian pasar (market share) dalam memproduksi kertas
tembaga yang digunakan dalam membuat papan-papan sirkuit cetak untuk
produk-produk elektronik.
e.
Diversifikasi Geografis
Banyak manajemen telah memilih
diversifikasi geografis sebagai alat mempertahankan penjualan dan penerimaan
yang stabil ketika perekonomian domestik atau industri mereka mengalami
kemerosotan.Sering kali di bagian lain di dunia, industri atau perekonomian
lainnya berada pada puncak.
f.
Memuaskan Keinginan Manajemen Untuk Melakukan Ekspansi
Pertumbuhan yang lebih cepat
yang dikemukakan di atas membantu memenuhi keinginan manajemen untuk melakukan
ekspansi.Para pemegang saham dan analis keuangan juga mengharapkan
perusahaan-perusahaan terus tumbuh, dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi hanya
di pasar domestik menemukan semakin sulit untuk memenuhi harapan itu.Akibatnya,
banyak perusahaan mengadakan perluasan ke pasar-pasar di luar negeri. Hal ini telah ditemukan puluhan tahun yang lalu oleh
perusahaan-perusahaan yang berbasis di negara-negara kecil, seperti Netsle
(Swis), SKF Bearing (Swedia) dan Nokia (Finlandia).
D. STRATEGI MEMASUKI PASAR LIAR NEGERI
1.
Mengekspor
Kebanyakan perusahaan memulai
keterlibatannya dalam bisnis luar negeri dengan mengekspor, yaitu menjual
beberapa produksi regular mereka di luar negeri.
a.
Mengekspor tidak Langsung
Mengekspor tidak langsung lebih
sederhana daripada mengekspor langsung karena mengekspor langsung memerlukan
baik keahlian khusus maupun penanaman uang tunai yang besar. Para eksportir
yang berbasis di negara asal mereka akan melakukan pekerjaan itu. Manajemen
semata-mata mengikuti instruksi. Diantara para eksportir yang tersedia adalah
(1) agen ekspor pabrikan, yang menjual untuk
pabrikan, (2) agen komisi ekspor, yang membeli untuk
pelanggan-pelanggan mereka di luar negeri, (3)pedagang ekspor, yang membeli dan menjual untuk rekening mereka sendiri, dan
(4) perusahaan internasional, yang menggunakan
barang-barang itu di luar negeri (contohnya, perusahaan-perusahaan per tambangan,
kontruksi dan minyak).
b.
Mengekspor Langsung
Untuk terlibat dalam kegiatan
mengekspor langsung, manajemen harus kepada seseoang di dalam perusahaan itu
menugaskan pekerjaan menangani ekspor.Pengaturan yang paling sederhana adalah
memberikan kepada seseorang biasanya manajer penjualan, tanggung jawab atas
pengembangan bisnis ekspor. Para karyawan domestik dapat menangani
penagihan, kredit dan pengiriman pada mulanya, dan apabila usaha itu
berkembang, suatu bagian ekspor terpisah bisa dibentuk. Sebuah perusahaan yang
telah mengekspor ke importir-importir perdagangan besar di kawasan itu, dan
melayani mereka dengan kunjungan-kunjungan baik oleh personel kantor pusat
maupun perwakilan penjualan yang berbasis di luar negeri, sering kali
menemukan bahwa penjualan telah berkembang sampai ke titik yang akan mendukung
organisasi pemasaran yang lengkap.
2.
Proses Produksi Di Luar Negeri
a.
Anak Perusahaan yang Dimiliki secara Keseluruhan
Perusahaan yang ingin segera
memiliki anak perusahaan di luar negeri bisa
1) Memulai dari nol sampai
membangun pabrik baru,
2) Mengambil alih sebuah perusahaan
yang sedang berjalan, atau
3) Membeli distributornya, yang
berarti memperoleh jaringan distribusi yang akrab dengan produknya.
b.
Usaha Patungan
Usaha kerjasama di antara dua atau
lebih organisasi yang berbagi kepentingan bersama dalam usaha atau kegiatan
bisnis. Nasionalisme yang Kuat Sentimen nasionalisme yang kuat bisa menyebabkan perusahaan asing
mencoba menghilangkan identitasnya dengan bergabung dengan investor lokal.
1)
Mendapatkan Keuntungan-keuntungan Pajak, Keahlian dan Sebagainya
Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi manajemen untuk memiliki usaha patungan adalah kemampuan untuk
mendapatkan alih keahlian yang kurang dimiliki, terutama keuntungan-keuntungan
pajak yang ditawarkan oleh beberapa pemerintah kepada perusahaan dengan mitra
lokal, dan keperluan akan modal tambahan, dan personel yang berpengalaman.
2)
Kerugian
Meskipun perjanjian usaha
patungan menawarkan keuntungan berupa ikatan sumber-sumber keuangan dan manajerial
yang lebih sedikit dan dengan demikian risiko yang lebih kecil, namun terdapat
beberapa kerugian bagi perusahaan asing. Pertama, jelas bahwa keuntungan harus dibagi.Selain itu, apabila
hukum memperkenankan investor asing memiliki tidak lebih dari 49 persen
penyertaan (hal ini biasa di negara-negara berkembang, mereka mungkin tidak
memiliki kontrol.Ini disebabkan pasar saham di engara-negara itu kecil atau
tidak ada, sehingga pada umumnya tidak mungkin mendistribusikan saham-saham itu
secara cukup luas untuk memungkinkan perusahaan asing dengan penyertaan 49
persennya merupakan pemegang saham terbesar.
3)
Kontrol dengan Kepemilikan Minoritas
Ada beberapa kasus di mana
mitra-mitra asing mampu menghindari hukum itu dan mampu men gontrolnya dengan mengambil 49 persen saham dan
memberikan 2 persen atau lebih kepada
saham lokal atau perseroan pengawasan harta benda (trusted company).
4)
Kontrak Manajemen
Perjanjian penyediaan manajemen
untuk semua atau suatu bidang tertentu oleh sebuah perusahaan kepada
perusahaan lain.
5)
Digunakan dalam Usaha Patungan
Kontrak-kontrak manajemen
memungkinkan mitra global untuk mengontrol banyak aspek usaha patungan
bahkan apabila hanya memiliki posisi minoritas. Jika ia menyuplai personel
kunci, seperti para manajer produksi dan teknik, perusahaan global dapat
memastikan kualitas produk yang dapat dikaitkan dengan namanya dan juga mampu
memperoleh pendapatan tambahan dengan menjual ke usaha patungan itu bahan
masukan yang dibuat di pabrik dalam negeri.
6)
Komisi Pembelian
Ada sumber pendapatan lain yang
diperoleh perusahaan global atau multinasional tidak hanya dari
perusahaan-perusahaan yang memiliki kontrak manajemen dengan mereka, tetapi
juga dari usaha-usaha patungan dan anak-anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya.
c.
Pemberian Lisensi
Seringkali
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia diminta untuk melengkapi
bantuan teknis kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki modal yang cukup dan
kekuatan manajemen. Dengan menggunakan perjanjian pemberian lisensi (licensing) sebuah perusahaan pemegang lisensi akan memberikan kepada
perusahaan lain (penerima lisensi) hak untuk menggunakan suatu jenis keahlian,
seperti proses pemanufakturan (yang telah dipatenkan atau belum), pr5roduk
lisensor.
d.
Waralaba (Franchising)
Suatu bentuk pemberian lisensi
dimana sebuah perusahaan mengadakan kontrak dengan perusahaan lain untuk
mengoperasikan jenis usaha tertentu di bawah nama yang dibentuk sesuai dengan
aturan-aturan tertentu.
e.
Manufaktur Kontrak
Perjanjian dimana sebuah
perusahaan mengadakan kontrak dengan perusahaan lain untuk memproduksi
produk-produk sesuai dengan spesifikasi tetapi menerima tanggung jawab
pemasaran.
1)
Aliansi Strategis
Berhadapan dengan (1)
persaingan global yang meluas, (2) meningkatnya biaya riset, pengembangan dan
pemasaran, dan (3) perlunya gerakan yang lebih cepat dalam melaksanakan
strategi-strategi global mereka, maka banyak perusahaan membentuk aliansi
strategis dengan para pelanggan, pemasok dan pesaing (disebut aliansi
kompetitif, kolaborasi kompetitif atau kompetisi untuk menggambarkan keberadaan
kekuatan kolaboratif dan kompetisi dalam hubungan antar pihak/mitra).
Tujuannya adalah untuk mempercepat masuk ke pasar dan memulai operasi,
memperoleh akses kepada produk-produk, teknologi dan pasar-pasar baru, serta
berbagi biaya, sumber dan risiko.
2)
Aliansi Bisa Berupa Usaha Patungan
Perusahaan-perusahaan lain
melanjutkan kerjasama dengan membentuk usaha patungan dalam pabrikasi dan
pemasaran. Westinghouse dan Toshiba mendirikan sebuah usaha patungan
untuk memproduksi tabung kaca untuk monitor komputer dan televise berwarna.
3)
Aliansi dapat Berupa Merger dan Akuisisi
ASEA Swedia dan Bown Bovari
Swiss, keduanya spesialis pembangkit dan transmisi tenaga, bergabung untuk membentuk sebuah perusahaan bernilai $ 18
miliar.
4)
Masa Depan Aliansi
Banyak aliansi gagal atau
diambil alih oleh salah satu dari mitranya. Keberadaan dua atau lebih mitra,
yang sering merupakan pesaing dan juga mitra dan secaa khas mempunyai perbedaan
dalam strategi, praktik operasi, dan budaya organisasi, sering menyebabkan
aliansi sukar untuk dikelola, terutama sekali di dalam lingkungan persaingan
yang internasional yang berubah dengan cepat.
E. STRATEGI GLOBAL ATAU
MULTIDOMESTIK
Banyak perusahaan global dan
multidomestik besar dengan sejumlah besar anak perusahaan di seluruh dunia
memulai operasi luar negerinya dengan mengekspor. Sekali mereka berhasil pad
atahap ini, mereka seringkali mendirikan perusahaan-perusahaan penjualan di
luar negeri untuk memasarkan ekspornya.
1.
Lingkungan Dunia Sedang Berubah
Sementara hubungan linear ini
masing dipegang, perubahan-perubahan dalam lingkungan dunia yang mempengaruhi
perdagangan dan investasi luar negeri sedang terjadi : (1) pemerintah pada
umumnya telah membebaskan aliran modal, teknologi, manusia dan barang, dan (2)
peningkatan teknologi informasi memungkinkan para manajer untuk mengarahkan
kegiatan-kegiatan perusahaan di berbagai kawasan dari jarak jauh.
2.
Tujuh Dimensi Global
Manajemen dapat melakukan
globalisasi (standarisasi) melalui paling sedikit tujuh dimensi :
1) Produk,
2) Pasar,
3) Promosi,
4) Memberi nilai tambah kepada
produk,
5) Strategi kompetitif,
6) Penggunaan personel bukan dari
negara asal, dan
7) Memperluas kepemilikan global
dalam perusahaan.
Kemungkinan-kemungkinan itu
berkisar dari standardisasi nol (multidomestik) sampai kepada standardisasi di
sepanjang ketujuh dimensi tadi (sepenuhnya global).Tugas manajemen adalah untuk
menentukan sejauhmana perusahaan harus menerapkan masing-masing kemungkinan
tersebut.
F.
SALURAN DISTRIBUSI
Saluran distribusi, yaitu
system para agen yang dilalui suatu produk dan hak miliknya dari produsen ke
pemakai, melibatkan baik variabel-variabel yang dapat dikendalikan maupun
variabel tak dapat dikendalikan. Kita akan mendiskusikan aspek-aspek yang tak
dapat dikendalikan dalam bagian ini, dimana kita akan mempertimbangkannya
sebagai variabel dapat dikendalikan dalam bauran pemasaran.
1.
Ekspor Tidak Langsung
Untuk mengekspor secara tidak
langsung, sejumlah eksportir yang berbasis di AS (A) menjual untuk
pabrikan, (B) membeli untuk pelanggan luar negeri mereka. (C) membeli dan
menjual untuk rekening sendiri, atau (D) membeli atas nama para pemakai atau
pedagang asing. Walaupun masing-masing jenis eksportir pada umumnya beroperasi
dengan ca ra yang berikut, setiap perusahaan boleh benar-benar melaksanakan
satu atau lebih fungsi-fungsi berikut ini :
a.
Eksportir yang menjual untuk pabrikan
1) Agen ekspor pabrikan bertindak
sebagai wakil internasional untuk berbagai pabrikan domestik yang tidak
bersaing satu sama lain. Mereka pada umumnya mengarahkan promosi, melaksanakan
penjualan, membuat faktur, mengirim dan menangani pembiayaan. Mereka biasanya
dibayar dengan komisi untuk menyelesaikan fungsi ini atas nama pabrikan itu.
2) Perusahaan Pengelola Ekspor (export management company – EMC), dahulu dikenal sebagai manajer
ekspor gabungan (Combination Export Manager – CEM), bertindak sebagai
departemen ekspor untuk beberap aparbikan yang tidak bersaing satu sama lain.
3) Perusahaan dagang internasional
(international trading company), adalah serupa dengan EMC dalam hal bahwa mereka juga bertindak
sebagai agen untuk beberapa perusahaan dan sebagai pedagang besar yang
lain.
b.
Eksportir yang membeli untuk pelanggan mereka di luar negeri
1) Agen komisi ekspor (export commission agent) mewakili pembeli luar negeri,
seperti perusahaan impor dan para pemakai industri besar.Mereka dibayar dengan
suatu komisi oleh pembeli untuk bertindak sebagai para pembeli penduduk di
negara-negara industri.
c.
Eksportir yang membeli dan menjual atas tanggung jawab mereka
sendiri
1) Pedagang ekspor (export merchant) membeli produk-produk secara langsung dari pabrikan dan kemudian
menjual, membuat faktur dan mengirimnya atas nama mereka sendiri sehingga para
pelanggan di luar negeri tidak berurusan langsung dengan pabrikan, seperti yang
mereka lakukan seperti halnya seorang agen ekspor.
2) Kadang-kadang disebut
eksportir piggybackatau mother hen, eksportir kerjasama (coorperative exporters) adalah pabrikan internasional
mapan yang menjual produk dari yang perusahaan lain di pasar luar negeri
bersama-sama dengan milik mereka sendiri.
d.
Eksportir yang membeli untuk pedagang dan para pemakai luar negeri
1)
Para pemakai luar negeri yang besar, seperti perusahaan
pertambangan, minyak dan konstruksi internasional, membeli untuk penggunaan
mereka sendiri di luar negeri.
2)
Para penduduk yang membeli dari ekspor (export resident buyers) pada intinya melaksanakan
fungsi yang sama seperti agen komisi ekspor (ecport commission agent).
2.
Ekspor Langsung
Jika perusahaan memilih untuk
melakukan ekspornya sendiri, terdapat empat jenis perantara luar negeri yang
dapat dipilih :
a.
Agen pabrikan atau agen dagang (manufacturer’s agents) adalah penduduk negeri atau daerah dimana mereka sedang
melaksanakan bisnis untuk perusahaan itu.
b.
Para distribuitor (distributors) atau importir perdagangan
besar adalah para pedagang mandiri yang membeli atas tanggung jab sendiri.
c.
Para pengecer (retailers), khususnya produk konsumen
yang memerlukan sekit layanan purna jual, sering kali merupakan importir
langsung.
d.
Perusahaan-perusahaan dagang (trading companies) relatif tak dikenal di Amerika Serikat tetapi merupakan importir
yang sangat penting di bagian lain dunia. Di sejumlah negara Afrika, trading companies tidak hanya merupakan importir utama barang-barang yang
berkisar dari produk konsumen sampai peralatan modal tetapi juga mengekspor
bahan baku seperti bijih besi, minyak sawit dan kopi.
3.
Perusahaan Dagang (Trading Companies)
Perusahaan-perusahaan yang
mengembangkan perdagangan internasional dan bertindak sebagai perantara antara
para pembeli di luar negeri dan sebaliknya dengan para penjual domestik.
a.
Importir Paralel dan Barang-barang Pasar Abu-abu
Importir parallel adalah
pedagang besar yang mengimpor produk sendiri terlepas dari importir yang
ditunjuk pabrikan atau yang membeli produk untuk ekspor dan kemudian menjualnya
di pasar domestik. Ada empat transaksi yang mungkin :
1)
Sebagai importir membeli dari penyalur luar negeri di negara asal.
Ini terjadi ketika penyalur resmi di negara importir mengenakan harga impor
yang lebih tinggi dibandingkan penyaluran di negara asal.
2)
Seorang penyalur tidak resmi mengimpor dari anak perusahaan luar
negeri dan bersaing di negaranya sendiri dengan produk yang dibuat di tempat
itu. Honda dan pabrikan Jepang lainnya secara sah melakukan pembalikan
ekspor, mengekspor produk buatan Amerika ke Jepang.
3)
Seorang importir tidak resmi membeli produk luar negeri dari
kantor pusat dan bersaing dengan anak perusahaan lokal. Kebanyakan
perusahaan internasional dapat menetapkan harga yang lebih rendah untuk ekspor
dibanding untuk pasar domestik sebab biaya promosi lebih sedikit.
4)
Barang-barang dibeli untuk ekspor tetapi malahan dijual di pasar,
menciptakan perdagangan parallel atau sebuah “pasar abu-abu” (gray market). Barang-barang pasar abu-abu bukanlah barang imitasi/palsu,
walaupun mungkin terdapat perbedaan antara barang-barang berorientasi ekspor
ini barang-barang yang diharapkan untuk pasar domestik (sebagai contoh,
perbedaan bisa menyangkut perlindungan jaminan kesuaian dengan peraturan
seperti standa rlingkungan untuk emisi mobil)
4.
Pasar Abu-abu
Penjualan barang-barang baik
impor legal tetapi tidak resmi yang membawa nama dagang pabrikan domestik
maupun barang ekspor yang telah dialihkan ke pasar domestik.
5.
Hipermarket
Kombinasi toko swalayan/toko
diskon yang sangat besar dimana dijual barang-barang keras maupun lunak.
6.
Superstore
Nama yang diberikan kepada
hypermarket di Jepang, beberapa bagian Eropa dan Amerika Serika
DAFTAR PUSTAKA
“Europer’s Burden,” The Economics 22 September
1999, hal 84.
International Performance Outshines Domestic Result,” Busines
International, 29 September 1986,
hal 305.
“Takashi Kozu, Ko Nakayam, Aiko Minishima, and Yumi
Saita, “Changes In Japan Export and Import
Structures,” Based of Japan Monthly Ballerin, Mei 2002.
“Technical Notes”, Word Development Report 2001,
Washington DC: World Bank, 2001, hal 231.
Wirner Lambert, Annual Report 1990, hal 25.
Komentar
Posting Komentar